Welcome to My Blog. Semoga Bermanfaat :)(Akuntansi | Al-Catraz | Hobby | Opini | Other Story)

23 September 2013

PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN FRAUD



PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN FRAUD


Pendeteksian Fraud

Fraud bisa dilakukan oleh siapa saja, meskipun pelaku fraud adalah orang yang baik dan dapat dipercaya. Apabila pelaku fraud tidak segera ditindak, maka kerugian perusahaan semakin besar dan memberi cerminan yang buruk bagi karyawan lain

 
Kemungkinan besar suatu kecurangan terjadi ketika lingkungan pekerjaan integritasnya lemah, pengendaliannya tidak kuat, kehilangan akuntabilitas, atau mendapat tekanan yang besar, maka tidak dapat dipungkiri seseorang akan melakukan ketidakjujuran. Tetapi, organisasi punya pilihan, mereka dapat membentuk lingkungan pekerjaan dimana kemungkinan terjadinya fraud sangat kecil, atau lingkungan pekerjaan yang brepeluang kemungkinan terjadinya fraud sangat besar.
Terdapat empat cara dalam memerangi kecurangan, yaitu dengan pencegahan, pendeteksian dini, investigasi, dan tindakan hukum. Kedua poin pertama merupakan tindakan yang lebih efektif dan murah. Selain itu dalam memerangi kecurangan terdapat lima elemen penting, yaitu:
1.      Top manajemen memberikan contoh perilaku yang tepat: manajemen harus menekankan pada karyawan apabila ada ketidakjujuran, kejadian yang dipertanyakan, dan perilaku tidak etis maka perbuatan tersebut tidak dapat ditoleransi.
2.      Merekrut karyawan baru melalui proses penerimaan yang tepat: apabila akan merekrut karyawan harus sesuai prosedur seperti melakukan penyelidikan mengenai latar belakang calon pekerja, mengetahui bagaimana respon calon pekerja terhadap pertanyaan yang diajukan saat wawancara dan sebagainya.
3.      Mengkomunikasikan harapan-harapan mengenai: nilai-nilai dan etika; pelatihan kepedulian terhadap fraud yang akan membantu karyawan untuk memahami masalah yang mungkin muncul, bagaimana cara menghadapi, mengatasi, serta melaporkannya; dan memberikan sangsi terhadap pelaku fraud. Untuk penerapannya, perusahaan bisa membuat kode etik secara tertulis dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan.
4.      Membudayakan kejujuran meliputi pengembangan lingkungan yang positif. Bisa dilakukan dengan membayar gaji atau upah karyawan secara realistis, dan adanya keterbukaan antar sesame karyawan.
5.      Menerapkan kebijakan organisasi untuk menangani saat kasus fraud terjadi. Penerapannya adalah membuat kebijakan mengenai sangsi/hukuman yang jelas kepada setiap pelaku fraud di perusahaan.
           
Pada dasarnya kecurangan dapat terlebih dahulu dideteksi keberadaanya, hal ini menuntut pihak perusahaan ataupun pihak auditor lebih peka terhadap segala aktivitas yang ada dalam perusahaan, dalam hal ini terdapat beberapa faktor ciri-ciri yang menunjukkan adanya suatu kecurangan dalam suatu perusahaan. yaitu sebagai berikut :
1.        Penyimpangan akuntansi
       Penyimpangan akuntansi yang biasa terjadi biasanya meliputi masalah asal dokumen, kesalahan entry jurnal, dan ketidakakuratan buku besar. Contoh: Dokumen yang terlewatkan, Stale Items, Duplikasi pembayaran, Tulisan tangan yang patut dipertanyakan dalam dokumen, Entry jurnal tanpa dokumen pendukung, Penyesuaian yang tidak dapat dijelaskan, Entry jurnal dibuat dekat dengan akhir periode akuntansi, Buku besar tidak balance, dll.
2.        Kelemahan dalam pengendalian internal
       Salah satu tujuan utama dari pengendalian internal adalah penjagaan aset. Ketika pengendalian internal lemah, hal ini  berarti perusahaan memberikan peluang  terjadinya fraud.
3.        Penyimpangan analitis
       Adalah prosedur atau hubungan yang tidak biasa atau terlalu tidak realistis untuk dapat dipercaya. Contoh: Penyesuaian persediaan yang tidak dapat dijelaskan, Penyimpangan spesifikasi, Kenaikan potongan, Kelebihan pembelian, dan Terlalu banyak memo debit atau kredit.
4.        Gaya hidup boros dan berlebihan
       pelaku fraud jenis disini dalam memenuhi kebutuhannya tergolong boros, sehingga hal ini memotivasinya untuk melakukan fraud. Biasanya para pelaku akan terus mencuri dan kemudian menggunakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yang mewah.
5.        Perilaku-perilaku yang tidak seperti biasanya
       Ketika orang-orang terlibat dalam kejahatan, mereka dilanda perasaan takut dan merasa bersalah. Emosi yang keluar inilah yang akhirnya mengekspresikan perilaku-perilaku yang tidak biasa dari diri pelakunya.
6.        Petunjuk dan aduan
       Orang yang dalam posisi mendeteksi fraud biasanya dekat dengan sang pelaku. Mereka ini secara individu biasanya memberikan petunjuk atau aduan bahwa fraud telah terjadi. Meski aduan dan petunjuk biasanya jarang logis, tapi mereka dapat termotivasi oleh dendam, atau frustasi, atau banyak alasan yang lain.

Pencegahan Fraud

Upaya untuk memberantas adannya segala bentuk kecurangan, perlu ditingkatkan adanya suatu budaya kejujuran, keterbukaan dan saling membantu antara pihak internal perusahaan, dan pihak Auditor yang ditunjuk untuk mengurusi laporan keuangan perusahaan, budaya kejujuran, keterbukaan dan saling menbantu ini terbagi menjadi empat faktor, yakni :
1.      Merekrut karyawan yang jujur dan menyediakan pelatihan akan kesadaran fraud
2.      Membentuk lingkungan kerja yang positif
3.      Menyebarkan pemahaman yang baik dan kode etik yang dapat diterima
4.      Mengimplementasikan Employee Assistance Programs (EAPs).

Sedangkan upaya yang dapat dilakukan untuk mengeliminasi peluang terjadinya fraud dan menindak pelaku farud bisa dilakukan dengan:
1.       Mempunyai internal control yang baik: (lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, aktivitas pengendalian, pengawasan, dan komunikasi dan informasi.
2.       Meminimalkan kolusi diantara karyawan
3.       Menginformasikan dengan jelas kepada supplier dan pihak terkait lainnya tentang kebijakan perusahaan dalam melawan fraud
4.       Mengawasi karyawan
5.       Memberikan sangsi terhadap para pelaku fraud
6.       Melakukan audit secara proaktif: mengidentifikasi risiko yang muncul, mengidentifikasi gejala dari masing-masing risiko, membangun program audit untuk secara proaktif melihat gejala/tanda dan kemunculannya, serta mengidentifikasi setiap tanda yang teridentifikasi.

Tindakan kecurangan  disini sering  berhubungan dengan motivasi di belakang penipuan yang dapat berupa tekanan, kesempatan, atau rasionalisasi atau unsur fraud, bisa dalam bentuk  pencurian, perahasiaan, atau konversi, dalam hal ini  untuk mendeteksi fraud, para manajer atau auditor harus belajar untuk mengenali gejala dan memahami gejala tersebut sampai mereka mendapatkan suatu  bukti yang menyatakan terjadi atau tidaknya penipuan tersebut. Penelitian dalam  psikologi menunjukkan bahwa orang-orang yang melakukan kecurangan, seringkali terpengaruh dengan berbagai tindakan seperti berikut ini: Imsonia, Minuman keras, penyalahgunaan obat-obat terlarang, sifat lekas marah dan kecurigaan tidak biasa, dan Pengaruh rokok.
Suatu penyelidikan juga sangat membantu dalam pencegahan adanya suatu bentuk kecurangan, dengan memperhatikan hal-hal penting dibawah ini :
·         Siapa yang akan melakukan penyelidikan
·         Bagaimana sesuatu hal dikomunikasikan ke pihak manajemen
·         Siapa yang akan menentukan lingkup penyelidikan
·         Siapa yang akan menentukan metoda penyelidikan
·         Siapa yang akan mengikuti berdasar pada ujung penipuan dicurigai
·         Siapa yang akan melakukan wawancara, tinjauan ulang dokumen, dan melaksanakan langkah-langkah penyelidikan lain


Kesimpulan

Pendeteksian dan pencegahan suatu tindakan kecurangan dapat dilakukan dengan adanya suatu kerjasama pihak internal perusahaan maupun pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, dan hal ini bisa dihindari dengan menciptakan suasana positif dalam lingkungan internal perusahaan, pemeliharaan hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, penciptaan struktur organisasi yang efektif serta adanya kepedulian pihak manajemen perusahaan dalam mengatur segala bentuk aktivitas perusahaan maupun para pelaku-pelaku yang menjalankan segala aktivitas yang bersangkutan.

No comments :

Post a Comment