Manajemen Risiko
A. Pengertian
Risiko
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian
atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan.
Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”,
artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada
risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau
pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk
memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke
arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya
perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor
dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi
berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap
perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor
untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
Jenis-jenis
risiko yang akan dihadapi perusahaan :
Risiko
Murni adalah resiko yang hanya menawarkan prospek terjadinya kerugian.contohnya
meliputi risiko sebuah pabrik akan musnah karena kebakaran atau adanya tuntutan
pertanggungjawaban produk yang akan mengakibatkan kerugian besar bagi
perusahaan.
Risiko
Spekulatif adalah situasi yang menawarkan adanya peluang meraih keuntungan
namun juga mungkin dapat mengakibatkan kerugian. Jadi, investasi pada
proyek-proyek baru dan sekuritas akan melibatkan risiko spekulatif.
Risiko
Permintaan adalah risiko yang terkait dengan permintaan atas produk atau jasa
perusahaan. Karena penjualan adalah hal yang sangat penting artinya bagi
seluruh bisnis, risiko permintaan adalah salah satu risiko paling signifikan
yang dihadapi perusahaan.
Risiko
Lingkungan adalah risiko yang terkait dengan dampak kegiatan perusahaan
terhadap lingkungan sekitar. Kesadaran public selama beberapa tahun terakhir,
ditambah besarnya biaya pemulihan lingkungan, telah meningkatkan pentingnya
risiko ini.
Risiko
Pertanggung jawaban adalah resiko yang terkait dengan produk, jasa, atau
tindakan karyawan. Contohna termasuk keputusan ganti rugi yang sangat besar
yang dikenakan terhadap produsen asbes dan beberapa penyedia jasa layanan
kesehatan, termasuk pula biaya yang diakibatkan oleh keslahan dalam tindakan
karyawan.
Risiko
Input adalah risiko yang terkait dengan biaya input, termasuk tenaga kerja dan
bahan baku. Jadi, sbuah peusahaan yang menggunakan tembaga sebagai bahan baku
dalam proses produksinya akan menghadapi risiko meningkatnya biaya tembaga dan
perusahaan tidak mampu membebankan kenaikan ini pada para pelanggannya.
Risiko
Keuangan adalah risiko yang diakibatkan oleh transaksi-transaksi keuangan. Jika
sebuah perusahaan berencana untuk menerbitkan obligasi baru, perusahaan
tersebut akan menghadapi risiko bahwa tingkat suku bunga akan naik sebelum
obligasi dapat dijual dipasar.
Risiko
Properti adalah risiko yang terkait dengan rusaknya aktiva-aktiva produktif.
Jadi, ancaman terjadinya kebakaran, banjir, dan huru-hara merupakan risiko
property bagi perusahaan.
Risiko
Karyawan adalah risiko yang berasal dari tindakan-tindakan karyawan. Contohnya
terkait dengan penggelapan, kecurangan oleh karyawan, tau tuntutan hokum yang
didasarkan atas tuduhan adanya diskriminasi umur atau jenis kelamin.
Risiko yang dapat diasuransikan adalah risiko yang dapat dilindungi oleh
asuransi. Baca selengkapnya silahkan unduh dokumennya disini
No comments :
Post a Comment