ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Arus perdagangan saat ini sudah tidak bisa
hanya bermain di dalam suatu negara saja, terlebih jika terdapat suatu
perusahaan yang mempunyai modal dari asing. Perjanjian perdagangan bebas
seperti AFTA pun membuka lebar pintu masuk bagi perdagangan antar Negara. Transaksi-transaksi
pembayaran antar daerah tidak akan menjumpai masalah-masalah semacam yang
banyak dijumpai dalam lalu lintas pembayaran internasional, oleh karena semua
daerah kekuasaan sebuah Negara pada umumnya menggunakan mata uang yang sama.
Perusahaan dengan kegiatan operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global. Untuk dapat memenuhi hal tersebut, laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing dilaporkan lagi terhadap mata uang yang digunakan laporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi mata uang asing (translation).
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Perbedaan translasi dengan konversi
Translasi mata uang asing tidak sama dengan konversi.
Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca
yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen
dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi
terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan
menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta
asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang
lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global.
Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku
pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para
individu, dan pedagang professional.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot,
forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan
secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh
banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku
bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang.
Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu
mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di
masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium
dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan
forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara
bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil
keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing,
dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak
menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
Efek Laporan
Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Transaksi
Mata Uang Asing
Transaksi mata uang asing terjadi
pada saat suatu perusahaan memberi atau menjual barang dengan pembayaran yang
dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau
meminjamkan dalam mata uang asing. Berdasarkan konsep mata uang fungsional
yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang berlaku
diwilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan arus kas. Dengan
demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi dalam suatu mata
uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain.
Faktor Ekonomi
|
Mata Uang Lokal sebagai Mata Uang Fungsional
|
Mata Uang Induk Perusahaan sebagai Mata Uang
Fungsional
|
Arus Kas
|
Menggunakan
mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
|
Berpengaruh
secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
|
Harga Jual
|
Sangat
tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompetisi
local
|
Responsif
terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
|
Harga
Pasar
|
Kebanyakan
pada negara adidaya dan menggunakan mata uang local
|
Kebanyakan
pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
|
Anggaran
Biaya
|
Sering
terjadi pada daerah local
|
Sangat
berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
|
Keuangan
|
Menggunakan
mata uang local dan dilayani oleh operasional local
|
Diberikan
oleh induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi
kewajiban jangka panjang
|
Internal
Perusahaan
|
Jarang,
tidak ekstensif
|
Sering
kali dan transaksi yang ekstensif
|
Suatu
transaksi yang sudah direalisasi (atau sudah diselesaikan) menimbulkan
keuntungan dan kerugian yang nyata. Keuntungan dan kerugian seperti itu harus
tercermin secepatnya dalam laba. Kurs nilai tukar yang berfluktuasi menyebabkan
timbulnya beberapa isu utama dalam akuntansi untuk translasi mata uang asing :
1. Kurs
nilai tukar manakah yang harusnya digunakan untuk mentrasnlasikan saldo dalam
mata uang asing kedalam mata uang domestik?
2. Aktiva
dan kewajiban dalam mata uang asing manakah yang beresiko terhadap perubahan
nilai tukar?
3. Bagaimana
sebaiknya keuntungan dan kerugian translasi harus dicatat?
FAS No. 52, pernyataan standar
akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan
perlakuan berikut ini untuk translasi mata uang asing:
1. Pada
tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban,
keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan
dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan
menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut
2. Pada
setiap tanggal neraca, saldo-saldo yang berdenominasi dalam suatu mata uang
harus selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus
disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Penyesuaian kurs nilai tukar valas
(yaitu keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terjadi) perlu dibuat pada
saat terjadi perubahan kurs nilai tukar diantara tanggal transaksi dan tanggal
penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi,
penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan dan kerugian atas transaksi yang belum
diselesaikan) akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan
jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika
melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik.
Pertama, kurs kini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
Kedua, kurs historis adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata
uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang
asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana
atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis.
Tipe
penyesuaian transaksi :
·
Gains and losses settled transactions muncul
walaupun nilai tukar pada pembukuan transaksi awal berbeda dengan tingkat pada
pencapaian.
·
Gains or losses unsettled transactions muncul
saat laporan keuangan dipersiapkan sebelum transaksi disetujui. Namun demikian
hingga utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai
tukar belum direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi
karena berasal dai proses penyajian ulang.
Cara untuk
membukukan keuntungan dan kerugian transaksi :
a.
Perspektif transaksi tunggal : penyesuaian nilai tukar
dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan
bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
b.
Perspektif transaksi ganda : mempertimbangkan kejadian
yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan atau piutang.
TRANSLASI MATA UANG ASING
Metode Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan yang beroperasi secara
internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan laporan keuangannya
dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini terdiri
dari dua jenis, yaitu:
1.
Metode Kurs Tunggal
Kurs terkini atau kurs penutupan
untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang
asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku
pada saat pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan dengan menggunakan
rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Metode
kurs kini mengansumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi
resiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar
negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Dengan mentranslasikan seluruh
saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan
keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai
tukar.
2.
Metode Kurs Berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan
kurs nilai tukar kini dalam proses translasi. Metode ini terbagi atas tiga
metode yaitu :
a. Metode Kini
– non kini (lancar-tidak lancar)
Aktiva
lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam
mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan
kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos
pelaporan laba rugi (kecuali depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar
kurs rata-rata yang berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditrasnalasikan
sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh. Metode ini
tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.
b. Metode
Moneter – Non Moneter
Menggunakan
skema klasisifikasi neraca untuk menentukan kurs klasifikasi transalasi yang
tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Pos-pos non moneter, aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan
investor ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba
rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep
kini-nonkini. Metode ini akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan
penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang
diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi historis.
c. Metode
temporal
Translasi mata uang merupakan proses
konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak
mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit
pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran
ualang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas
diukur bedasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang
dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan
pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga
utang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun
demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan
keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih
rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Pengaruh Laporan Keuangan
Model Translasi Mana yang Terbaik?
Keadaan yang
mendasari proses translasi mata uang asing sangat berbeda. Translasi akun-akun
dari mata uang yang stabil kedalam mata uang yang tidak stabil tidaklah sama
dengan melakukan transalasi dari mata uang yang tidak stabil kedalam mata uang
yang stabil. Hanya ada sedikit kesamaan antara tanslasi untuk transaksi jenis
impor-ekspor dan transaksi yang melibatkan perusahan afiliasi yang secara tetap
didirikan atau anak perusahaan di negara lain yang menanamkan kembalai laba
lokalnya tidak bermaksud untuk mengirimkan kembali dana apapun kepada induk
perusahaan dalam waktu dekat.
Kedua, translasi dilakukan untuk
tujuan yang berbeda. Melakukan translasi akun-akun suatu anak perusahaan luar
negei dalam rangka konsolidasi akun-akun dengan induk perusahaan tidak sama
dengan melakukan translasi akun-akun perusahaan yang independen dengan maksud
untuk memenuhi kepentingan para pihak luar negeri. Satu metode translasi saja tidak dapat
memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda
dengan tujuan yang berbeda. Jadi lebih dari satu metode translasi yang diperlukan.
Terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
1.
Meode Historis
Objek translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri kedalam mata uang domestik dan untuk membuat laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima secara umum dinegara asal induk perusahaan maka tujuan ini dapat
dicapai dengan menggunakan kurs nilai tukar historis. Prinsip temporal lebih
disukai karena secara umum digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang
awalnya dinyatakan dalam mata uang asing.
2.
Metode kini
Merupakan translasi secara langsung dari satu jenis mata uang kedalam mata
uang lainnya. Metod kurs kini lebih tepat digunakan apabila akun-akun anak perusahaan
luar negeri yang ditranslasikan tetap mempertahankan mata uang lokal sebagai
unit pengukur: yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang perusahaan
lokal. Pendekatan ini berguna jika akun-akun perusahaan independen
ditranslasikan untuk kepentingan pemegang saham luar negeri atau kelompok
pengguna eksternal lainnya.
3.
Tidak dilakukan translasi sama sekali
Dilakukan apabila tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara
mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil. Translasi dari satu mata
uang itu ke yang lainnya tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski
menggunakan meode yang manapun. Jika suatu mata uang cukup tidak stabil
sehingga membuat translasi akun tidak dapat dilakukan, konsolidasi laporan
keuangan juga tidak dapat dilakukan.
Kurs Kini Yang Tepat
Sejauh ini kurs nilai tukar yang
sering digunakan dalam metode translasi adalah kurs historis dan kurs kini.
Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban.
Beberapa negara menggunakan kus nilai tukar yang berbeda untuk translasi yang
berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada.
Beberapa alternatif yang disarankan adalah Kurs pembayaran deviden, kurs pasar
bebas, dan Kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan seperti yang
terkait dengan kegiatan ekspor-impor.
Kurs pasar bebas lebih disukai
dengan satu pengecualian apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus
(yaitu apabila beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk
transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing khusus yang berlaku),
kurs yang berlaku tersebut harus digunakan. Nilai tukar kini dalam pasar bebas
pada akhir tahun selanjutnya harus diterapkan untuk saldo akun kas luar negeri.
Prosedur ini mentranslasikan bagian akun kas dalam mata uang asing berdasarkan
dua atau lebih kurs nilai tukar translasi yang berbeda. Hal ini normal
dilakukan sepanjang tahun yang mencerminkan keadaan ekonomi dengan tepat.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
PSAK No. 10
Menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan
dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila
timbulnya dan penyelesaiannya suatu transaksi berada dalam suatu periode
akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut.
Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi dalam beberapa
periode transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan
memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode. Secara
internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-peneysuaian tersebut juga
berbeda seperti halnya prosedur translasi
·
Penangguhan
Meniadakan penyesuaian translasi mata uang asing pada
pendapatan lancar biasanya dianjurkan karena penyesuaian tersebut merupakan
hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan pada mata uang asing domestic pendapatannya
pada aset bersih anak perusahaan tidak akan diakui dan tidak memiliki efek pada
arus kas mata uang lokal yang dijalankan oleh asing. Oleh karena itu, hal
tersebut akan salah jika memasukkan penyesuaian semacam itu dalam pendapatan
lancar. Dalam keadaan seperti ini, penyesuaian translasi mata uang asing
diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian penggabungan modal.
·
Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan
kerugian serta mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Sebagai contoh,
asumsikan bahwa akuisisi aset tetap dibiayai oleh penerbitan utang. Dapat
dibantah bahwa pembayaran pokok dan bunga pada utang dapat tertutup oleh arus
kas dari penggunaan aset tetap yang ada. Di sini, translasi mata uang asing
keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi
terhadap masa penggunaan aset, berarti, dianggap sebagai laba dengan cara yang
sesuai dengan beban depresiasinya.
·
Penangguhan Sebagian
Pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan
kerugian hasil translasi mata uang asing adalah dengan mengakui kerugian segera
saat terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi saja.
Hal tersebut merupakan praktik yang umum di Amerika Serikat. Walaupun
konservatif, menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing hanya karena
keuntungan berarti menolak terjadinya perubahan nilai tukar. Lebih jauh, secara
logika tidaklah konsisten untuk menangguhkan keuntungan translasi mata uang
asing tetapi mengakui kerugian translasi mata uang asing.
·
Tidak Ada Penangguhan
Pilihan
laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia adalah
untuk mengenali secara tepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata
uang asing dalam laporan laba rugi. Pilihan ini memandang segala tipe
penangguhan adalah palsu dan salah. Kriteria penangguhan sering kali dianggap
tidak konsisten dan sulit untuk diimplementasikan. Bagaimanapun, memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing pada pendapatan lancar
menimbulkan elemen acak dalam pendapatan yang dapat menghasilkan fluktuasi pendapatan
yang signifikan ketika nilai tukar berubah.
Dimana
Kita Berada?
Jika
sudut pandang mata uang lokal yang digunakan (sudut pandang perusahaan lokal)
penyesuaian translasi dalamlaba berjalan tidak perlu dilakukan. Metode
translasi kurs kini mempertahankan hubungan yang ada dalam laporan keuangan
dalam mata uang asing. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan
dari sudut pandang mata uang lokal sebagai penyesuaian terhadap ekuitas
pemilik.
Jika
mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan
yang ditranslasikan (sudut pandang indukperusahaan), sangat disarankan untuk
mengakui keuntungan atau kerugian translasi dalam laba sesegera mungkin. Sudut
pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan
dari induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan
kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestik dan
harus diakui.
PERKEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI
Berikut ini narasi singkat mengenai
inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di
negara-negara lain.
Sebelum 1965
Praktik
translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin
No.4 yang kemudian diterbitkan kembali. Pernyataan ini mendorong penggunaan
metode kini-nonkini. Keuntungan atau kerugian bersih disalingapuskan selama
periode berjalan.
1965-1975
Memperbolehkan
pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam keadaan tertentu persediaan
dapat diteranslasikan berdasarkan kurs historis.
1975-1981
Untuk mengakhiri keanekaragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar
translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun
1975 karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan
keuntungan dn kerugian translasi tidak diperboehkan lagi dan harus diakui dalam
laba selama periode perugbahan kurs nilai tukar.
1981- hingga kini
Mei
1978 FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama yang
dikeluarkannya. Menerbikan FAS No.52 pada tahun 1981.
ISI STANDAR NO. 52
Tujuan
translasi mata uang asing dalam FAS No.8 berbeda secara substansi dari FAS
No.52 FAS No.8, mengadopsi perspektif induk perusahaan dengan memberi syarat
bahwa laporan keuangan mata uang asing dipresentasikan jika seluruh transasi
mengikuti mata uang yang digunakan induk perusahaan. Lebih jauh, mata uang
fungsional menunjukkan pilihan metode translasi mata uang asing yang digunakan
untuk tujuan usaha gabungan dan disposisi keuntungan dan kerugian nilai tukar.
Tujuan ini
didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Penentuan mata uang fungsional
menentukan pilihan metode translasi yang digunakan untuk keperluan konsolidasi
dan perlakuan terhadap kuntungan dan kerugian kurs, yaitu:
·
Translasi apabila mata uang lokal merupakan mata uang
fungsional
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing
yang digunakan dalam catatan entitas asing, laporan keuangan ditranslasikan
kedalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini. Keuntungan atau kerugian
translasi timbul diungkapkan sebagai komponen yang terpisah. Prosedur kurs kini
yang digunakan adalah:
1. Seluruh
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam dolar dengan
menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan
berdasarkan kurs historis.
2. Pendapatan
dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal
transaksi, meskipun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan
3. Keuntungan
dan kerugian translasi dilaporkan terpisah dalam ekuitas pemegng saham
konsolidasi. Penyesuain nilai tukar ini tidak akan masuk dalam laporan laba
rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya
dianggap telah hilang secara permanen.
·
Translasi saat Mata Uang Induk
Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
Saat mata uang induk perusahaan
adalah mata uang fungsional asing gabungan, laporan keuangan mata uang asing
tersebut akan dihitung terhadap dolar menggunakan metode kurs sementara.
Seluruh keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing muncul dari proses
translasi mata uang asing dimasukkan dalam perhitungan current-periode income
·
Translasi saat Mata Uang Asing adalah
Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing mungkin akan
tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang
fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan
akan dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional (metode
kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan kurs saat
ini.
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
Para
pengguna akun gabungan harus mengerti beberapa permasalahan jika mereka ingin
menginterpretasikan dengan tepat efek keuangan akibat translasi mata uang
asing. Beberapa permasalahan tersebut adalah
a. Perspektif
Laporan
Timbulnya
beberapa pertanyaan terhadap sudut pandang pelaporan lokal maupun induk
perusahaan dalam laporan keuangan konsolidasi. Dan juga disebutkan bahwa FAS
No. 52 tidak konsisten dengan teori konsolidasi, yang bermaksud untuk menunjukkan
laporan induk perusahaan dan anak-anak perusahaannya seakan-akan kelompok usaha
tersebut deroperasi sebagai satu perusahaan tunggal.
b. Apa
yang terjadi dengan Biaya Historis?
Melakukan
translasi suatu saldo yang diukur berdasarkan biaya historis dengan kurs nilai
kini akan mengahasilkan jumlah dolar AS yang bukan biaya historis perusahaan
tersebut ataupun ekuivalen nilai terkininya.
c. Konsep
Laba
Berdasarkan
FAS No. 52, penyesuaian yang timbul dari translasi laporan keuangan dalam mata
uang asing dan dari translasi beberapa transaksi langsung dilaporkan dalam
ekuitas pemegang saham, sehingga tidak melalui laporan laba rugi. Tujuannya
agar para pembaca laporan keuangan mendapatkan angka laba yang lebih akurat dan
tidak membingungkan.
d. Laba
Terkelola
FAS
No. 52 memberikan kesempatan untuk mengelola laba, maka apabila suatu waktu
terjadi pertentangan antara kriteria penentuan dan pilihan yang diambil untuk
menentukan hasil pelaporan secara signifikan maka terdapat kesempatan untuk
melakukan manajemen laba.
TRANSLASI MATA UANG ASING DAN
INFLASI
Penggunaan
kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang
berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah.
Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika
memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya
merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh
inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di
suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan
masa depan.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan.
TRANSLASI MATA UANG ASING DI NEGARA
LAIN
Kanada
Perbedaan
utama antara standar di Kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang
jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada Keuntungan dan Kerugian
translasi ditangguhkan dan Diamortisasi
Inggris
Perbedaan utama standar di Inggris
dan Di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di
negara-negara yang mngalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama-tama harus
disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini.
Australia
Australia mengaharuskan penilaian
kembali aset tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan dinegara-negara
yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi
Jepang
Pada
saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini
disegala keadaan dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam
ekuitas pemegang saham.
Sumber
Sumber
: Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1
Edisi 6.2010: Salemba Empat..
No comments :
Post a Comment