Welcome to My Blog. Semoga Bermanfaat :)(Akuntansi | Al-Catraz | Hobby | Opini | Other Story)

8 September 2013

Translasi Mata Uang Asing

ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING


   Arus perdagangan saat ini sudah tidak bisa hanya bermain di dalam suatu negara saja, terlebih jika terdapat suatu perusahaan yang mempunyai modal dari asing. Perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA pun membuka lebar pintu masuk bagi perdagangan antar Negara. Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak akan menjumpai masalah-masalah semacam yang banyak dijumpai dalam lalu lintas pembayaran internasional, oleh karena semua daerah kekuasaan sebuah Negara pada umumnya menggunakan mata uang yang sama.

Perusahaan dengan kegiatan operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global. Untuk dapat memenuhi hal tersebut, laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing dilaporkan lagi terhadap mata uang yang digunakan laporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi mata uang asing (translation).

LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Perbedaan translasi dengan konversi
Translasi mata uang asing tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Transaksi Mata Uang Asing
            Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan memberi atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Berdasarkan konsep mata uang fungsional yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang berlaku diwilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi dalam suatu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain.
Faktor Ekonomi
Mata Uang Lokal sebagai Mata Uang Fungsional
Mata Uang Induk Perusahaan sebagai Mata Uang Fungsional
Arus Kas
Menggunakan mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
Berpengaruh secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
Harga Jual
Sangat tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompetisi local
Responsif terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
Harga Pasar
Kebanyakan pada negara adidaya dan menggunakan mata uang local
Kebanyakan pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
Anggaran Biaya
Sering terjadi pada daerah local
Sangat berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
Keuangan
Menggunakan mata uang local dan dilayani oleh operasional local
Diberikan oleh induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi kewajiban jangka panjang
Internal Perusahaan
Jarang, tidak ekstensif
Sering kali dan transaksi yang ekstensif
Suatu transaksi yang sudah direalisasi (atau sudah diselesaikan) menimbulkan keuntungan dan kerugian yang nyata. Keuntungan dan kerugian seperti itu harus tercermin secepatnya dalam laba. Kurs nilai tukar yang berfluktuasi menyebabkan timbulnya beberapa isu utama dalam akuntansi untuk translasi mata uang asing :
1.      Kurs nilai tukar manakah yang harusnya digunakan untuk mentrasnlasikan saldo dalam mata uang asing kedalam mata uang domestik?
2.      Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing manakah yang beresiko terhadap perubahan nilai tukar?
3.      Bagaimana sebaiknya keuntungan dan kerugian translasi harus dicatat?
            FAS No. 52, pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini untuk translasi mata uang asing:
1.      Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut
2.      Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo yang berdenominasi dalam suatu mata uang harus selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Penyesuaian kurs nilai tukar valas (yaitu keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terjadi) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar diantara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan dan kerugian atas transaksi yang belum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Pertama, kurs kini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs historis adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis.
Tipe penyesuaian transaksi :
·         Gains and losses settled transactions muncul walaupun nilai tukar pada pembukuan transaksi awal berbeda dengan tingkat pada pencapaian.
·         Gains or losses unsettled transactions muncul saat laporan keuangan dipersiapkan sebelum transaksi disetujui. Namun demikian hingga utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar belum direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena berasal dai proses penyajian ulang.
Cara untuk membukukan keuntungan dan kerugian transaksi :
a.       Perspektif transaksi tunggal : penyesuaian nilai tukar dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
b.      Perspektif transaksi ganda : mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan atau piutang.
TRANSLASI MATA UANG ASING
Metode Translasi Mata Uang Asing
            Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan laporan keuangannya dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
1.      Metode Kurs Tunggal
Kurs terkini atau kurs penutupan untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Metode kurs kini mengansumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi resiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar.
2.      Metode Kurs Berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi. Metode ini terbagi atas tiga metode yaitu :
a.       Metode Kini – non kini (lancar-tidak lancar)
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos pelaporan laba rugi (kecuali depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditrasnalasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh. Metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.
b.      Metode Moneter – Non Moneter
Menggunakan skema klasisifikasi neraca untuk menentukan kurs klasifikasi transalasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos non moneter, aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan investor ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep kini-nonkini. Metode ini akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi historis.
c.       Metode temporal
Translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ualang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas diukur bedasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga utang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Pengaruh Laporan Keuangan
Model Translasi Mana yang Terbaik?
            Keadaan yang mendasari proses translasi mata uang asing sangat berbeda. Translasi akun-akun dari mata uang yang stabil kedalam mata uang yang tidak stabil tidaklah sama dengan melakukan transalasi dari mata uang yang tidak stabil kedalam mata uang yang stabil. Hanya ada sedikit kesamaan antara tanslasi untuk transaksi jenis impor-ekspor dan transaksi yang melibatkan perusahan afiliasi yang secara tetap didirikan atau anak perusahaan di negara lain yang menanamkan kembalai laba lokalnya tidak bermaksud untuk mengirimkan kembali dana apapun kepada induk perusahaan dalam waktu dekat.
            Kedua, translasi dilakukan untuk tujuan yang berbeda. Melakukan translasi akun-akun suatu anak perusahaan luar negei dalam rangka konsolidasi akun-akun dengan induk perusahaan tidak sama dengan melakukan translasi akun-akun perusahaan yang independen dengan maksud untuk memenuhi kepentingan para pihak luar negeri.  Satu metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dengan tujuan yang berbeda. Jadi lebih dari satu metode translasi yang diperlukan. Terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
1.      Meode Historis
Objek translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang domestik dan untuk membuat laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum dinegara asal induk perusahaan maka tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan kurs nilai tukar historis. Prinsip temporal lebih disukai karena secara umum digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam mata uang asing.
2.      Metode kini
Merupakan translasi secara langsung dari satu jenis mata uang kedalam mata uang lainnya. Metod kurs kini lebih tepat digunakan apabila akun-akun anak perusahaan luar negeri yang ditranslasikan tetap mempertahankan mata uang lokal sebagai unit pengukur: yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang perusahaan lokal. Pendekatan ini berguna jika akun-akun perusahaan independen ditranslasikan untuk kepentingan pemegang saham luar negeri atau kelompok pengguna eksternal lainnya.
3.      Tidak dilakukan translasi sama sekali
Dilakukan apabila tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil. Translasi dari satu mata uang itu ke yang lainnya tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan meode yang manapun. Jika suatu mata uang cukup tidak stabil sehingga membuat translasi akun tidak dapat dilakukan, konsolidasi laporan keuangan juga tidak dapat dilakukan.
Kurs Kini Yang Tepat
            Sejauh ini kurs nilai tukar yang sering digunakan dalam metode translasi adalah kurs historis dan kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa negara menggunakan kus nilai tukar yang berbeda untuk translasi yang berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa alternatif yang disarankan adalah Kurs pembayaran deviden, kurs pasar bebas, dan Kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan seperti yang terkait dengan kegiatan ekspor-impor.
            Kurs pasar bebas lebih disukai dengan satu pengecualian apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing khusus yang berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus digunakan. Nilai tukar kini dalam pasar bebas pada akhir tahun selanjutnya harus diterapkan untuk saldo akun kas luar negeri. Prosedur ini mentranslasikan bagian akun kas dalam mata uang asing berdasarkan dua atau lebih kurs nilai tukar translasi yang berbeda. Hal ini normal dilakukan sepanjang tahun yang mencerminkan keadaan ekonomi dengan tepat.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
            PSAK No. 10 Menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaiannya suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi dalam beberapa periode transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode. Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-peneysuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi
·         Penangguhan
Meniadakan penyesuaian translasi mata uang asing pada pendapatan lancar biasanya dianjurkan karena penyesuaian tersebut merupakan hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan pada mata uang asing domestic pendapatannya pada aset bersih anak perusahaan tidak akan diakui dan tidak memiliki efek pada arus kas mata uang lokal yang dijalankan oleh asing. Oleh karena itu, hal tersebut akan salah jika memasukkan penyesuaian semacam itu dalam pendapatan lancar. Dalam keadaan seperti ini, penyesuaian translasi mata uang asing diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian penggabungan modal.
·         Penangguhan dan Amortisasi

Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Sebagai contoh, asumsikan bahwa akuisisi aset tetap dibiayai oleh penerbitan utang. Dapat dibantah bahwa pembayaran pokok dan bunga pada utang dapat tertutup oleh arus kas dari penggunaan aset tetap yang ada. Di sini, translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi terhadap masa penggunaan aset, berarti, dianggap sebagai laba dengan cara yang sesuai dengan beban depresiasinya.

·         Penangguhan Sebagian

Pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian hasil translasi mata uang asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi saja. Hal tersebut merupakan praktik yang umum di Amerika Serikat. Walaupun konservatif, menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing hanya karena keuntungan berarti menolak terjadinya perubahan nilai tukar. Lebih jauh, secara logika tidaklah konsisten untuk menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing tetapi mengakui kerugian translasi mata uang asing.

·         Tidak Ada Penangguhan

Pilihan laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia adalah untuk mengenali secara tepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dalam laporan laba rugi. Pilihan ini memandang segala tipe penangguhan adalah palsu dan salah. Kriteria penangguhan sering kali dianggap tidak konsisten dan sulit untuk diimplementasikan. Bagaimanapun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing pada pendapatan lancar menimbulkan elemen acak dalam pendapatan yang dapat menghasilkan fluktuasi pendapatan yang signifikan ketika nilai tukar berubah.

Dimana Kita Berada?
           
            Jika sudut pandang mata uang lokal yang digunakan (sudut pandang perusahaan lokal) penyesuaian translasi dalamlaba berjalan tidak perlu dilakukan. Metode translasi kurs kini mempertahankan hubungan yang ada dalam laporan keuangan dalam mata uang asing. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang lokal sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
            Jika mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan (sudut pandang indukperusahaan), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian translasi dalam laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestik dan harus diakui.

PERKEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI
            Berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.
Sebelum 1965
Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin No.4 yang kemudian diterbitkan kembali. Pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan atau kerugian bersih disalingapuskan selama periode berjalan.
1965-1975

Memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam keadaan tertentu persediaan dapat diteranslasikan berdasarkan kurs historis.
1975-1981

Untuk mengakhiri keanekaragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975 karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dn kerugian translasi tidak diperboehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perugbahan kurs nilai tukar.
1981- hingga kini
Mei 1978 FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama yang dikeluarkannya. Menerbikan FAS No.52 pada tahun 1981.
ISI STANDAR NO. 52
            Tujuan translasi mata uang asing dalam FAS No.8 berbeda secara substansi dari FAS No.52 FAS No.8, mengadopsi perspektif induk perusahaan dengan memberi syarat bahwa laporan keuangan mata uang asing dipresentasikan jika seluruh transasi mengikuti mata uang yang digunakan induk perusahaan. Lebih jauh, mata uang fungsional menunjukkan pilihan metode translasi mata uang asing yang digunakan untuk tujuan usaha gabungan dan disposisi keuntungan dan kerugian nilai tukar.
 Tujuan ini didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Penentuan mata uang fungsional menentukan pilihan metode translasi yang digunakan untuk keperluan konsolidasi dan perlakuan terhadap kuntungan dan kerugian kurs, yaitu:
·         Translasi apabila mata uang lokal merupakan mata uang fungsional
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas asing, laporan keuangan ditranslasikan kedalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini. Keuntungan atau kerugian translasi timbul diungkapkan sebagai komponen yang terpisah. Prosedur kurs kini yang digunakan adalah:
1.      Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
2.      Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi, meskipun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan
3.      Keuntungan dan kerugian translasi dilaporkan terpisah dalam ekuitas pemegng saham konsolidasi. Penyesuain nilai tukar ini tidak akan masuk dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.
·         Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
Saat mata uang induk perusahaan adalah mata uang fungsional asing gabungan, laporan keuangan mata uang asing tersebut akan dihitung terhadap dolar menggunakan metode kurs sementara. Seluruh keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing muncul dari proses translasi mata uang asing dimasukkan dalam perhitungan current-periode income
·         Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan kurs saat ini.
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
Para pengguna akun gabungan harus mengerti beberapa permasalahan jika mereka ingin menginterpretasikan dengan tepat efek keuangan akibat translasi mata uang asing. Beberapa permasalahan tersebut adalah
a.       Perspektif Laporan
Timbulnya beberapa pertanyaan terhadap sudut pandang pelaporan lokal maupun induk perusahaan dalam laporan keuangan konsolidasi. Dan juga disebutkan bahwa FAS No. 52 tidak konsisten dengan teori konsolidasi, yang bermaksud untuk menunjukkan laporan induk perusahaan dan anak-anak perusahaannya seakan-akan kelompok usaha tersebut deroperasi sebagai satu perusahaan tunggal. 
b.      Apa yang terjadi dengan Biaya Historis?
Melakukan translasi suatu saldo yang diukur berdasarkan biaya historis dengan kurs nilai kini akan mengahasilkan jumlah dolar AS yang bukan biaya historis perusahaan tersebut ataupun ekuivalen nilai terkininya.
c.       Konsep Laba
Berdasarkan FAS No. 52, penyesuaian yang timbul dari translasi laporan keuangan dalam mata uang asing dan dari translasi beberapa transaksi langsung dilaporkan dalam ekuitas pemegang saham, sehingga tidak melalui laporan laba rugi. Tujuannya agar para pembaca laporan keuangan mendapatkan angka laba yang lebih akurat dan tidak membingungkan.
d.      Laba Terkelola
FAS No. 52 memberikan kesempatan untuk mengelola laba, maka apabila suatu waktu terjadi pertentangan antara kriteria penentuan dan pilihan yang diambil untuk menentukan hasil pelaporan secara signifikan maka terdapat kesempatan untuk melakukan manajemen laba.
TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan.
TRANSLASI MATA UANG ASING DI NEGARA LAIN
Kanada
            Perbedaan utama antara standar di Kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada Keuntungan dan Kerugian translasi ditangguhkan dan Diamortisasi
Inggris
            Perbedaan utama standar di Inggris dan Di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara-negara yang mngalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Australia
            Australia mengaharuskan penilaian kembali aset tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan dinegara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi
Jepang
            Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.

Sumber
Sumber : Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6.2010: Salemba Empat..
 

No comments :

Post a Comment