Welcome to My Blog. Semoga Bermanfaat :)(Akuntansi | Al-Catraz | Hobby | Opini | Other Story)

2 September 2013

Mengawali Jejak : Ranu Kumbolo (Day2 & 3)

Al-Catraz History

Ranu Kumbolo (2.390 mdpl)

(16-18 November 2012)

Day 2 & 3


Hari Kedua
     
    
Dihari berikutnya, pagi sekali kami sudah mempersiapkan mental dan fisik untuk perjalanan yang diimpikan ini. Setelah kecewa dihari pertama kali ini kami benar-benar sudah tidak sabar ingin melihat keindahan Ranu Kumbolo. Jam 7 pagi kami berangkat dari kontrakan menuju Ranu Pane via jalur Tumpang. Sesampainya di Tumpang kami memutuskan berhenti sejenak disebuah warung kecil untuk sarapan dan membeli bekal. Perjalanan kembali dilanjutkan melewati Poncokusumo dan Coban Pelangi. Medan yang kami lalui memang cukup berat, jalan menanjak dan sebagian rusak parah.  Namun pemandangan via jalur Tumpang ini cukup menakjubkan terlebih setelah melewati Coban Pelangi. Terlihat deretan bukit-bukit memanjakkan mata kami. Orang-orang menamai bukit-bukit tersebut dengan nama Bukit Teletubies, bentuknya memang mirip dengan bukit yang ada diserial televisi anak-anak tersebut. Setelah beberapa jam melakukan perjalanan darat, akhirnya kami sampai di Pos Pendakian Ranu Pane. Tak sabar ingin segera mendaki, kami langsung bersiap-siap mengganti baju dan lain-lain. Setelah proses registrasi selesai kamipun memulai pendakian. 

Gardu Pandang Bukit Teletubies

     Pendakian ke Ranu Kumbolo dari pos registrasi sebenarnya ada dua jalur yaitu via jalur biasa dan via ayek-ayek. Kami tidak mau mengambil resiko tersesat lagi, jadi kami memutuskan melewati jalur biasa. Pendakian dimulai dengan melalui jalan aspal ke arah barat sekitar 500 meter dari pos registrasi menuju gerbang pendakian Gunung Semeru. Ada dua jalan disini, kebetulan karena kami pemula kami memilih jalan yang lebar. Empat puluh meter berjalan kami disoraki oleh para petani kalau jalan yang kami lewati salah. Kamipun putar balik menuju jalan kecil yang menanjak. Jalan menanjak dan lumayan panjang langsung menanti kita setelah itu. Kami dengan gerak laju yang standar sesekali menghela nafas karena track ini. Setelah tanjakan pertama tersebut, medan yang kami lalui relatif landai dan sesekali menanjak. Kondisi jalanpun meringankan beban dari para pendaki, pasalnya jalan tersebut sudah di beri paving. Disekitar jalur banyak ditumbuhi pohon-pohon merambat dan ranting yang menghalangi jalan. Kami harus sering merunduk agar tidak tersangkut ranting. Beberapa kali kami harus berhenti untuk menghela nafas dan bergantian menggendong tenda karena pada waktu itu tak ada satupun dari kami membawa tas gunung.
Memulai Pendakian
   
Menuju Pos 1

    Pemandangan menuju pos 1 ini didominasi oleh pemandangan bukit dan lembah-lembah. Tampak sangat indah bagi diri saya pribadi. Sekitar 3 km kami berjalan menyusuri bukit, kami sampai di pos 1 Landengan Dowo. Kami beristirahat sejenak di pos 1. Setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan menuju pos 2 Watu Rejeng. Perjalanan ke pos 2 track yang kami lalui sudah mulai berat. Jalan setapak sesekali tertutupi tanh longsor dan pohon tumbang. Pemandangan masih didominsai oleh bukit-bukit, lereng-lereng dan lembah tapi cukup menakjubkan. 2 kilometer berjalan, kami sampai dipos ke 2 Watu Rejeng. Dipos ini kami berhenti, berniat untuk minum dan memakan sedikit snack. Namun kami berenam heran ketika snack yang tempo hari dibawa tidak ada didalam tas. Padahal kami sudah membutuhkan asupan tenaga. Entah dimana snack itu kami tidak mau mendebatkannya. 

Menuju Pos 2

     Kemudian kami bergegas melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Dari pos 2 ini masih ada 2 pos lagi untuk sampai di Ranu Kumbolo. Perjalanan ke pos 3 medan yang dilalui relatif sama dengan medan menuju pos 2. Namun jalan paving sudah tidak ditemukan lagi. Setelah berjalan sejauh 4 kilometer kami sampai di Pos 3. Dipos ini kami bertemu dengan seorang reporter acara petualang terkenal yaitu Mbak Riani Djangkaru. Sudah berumur namun dia masih terlihat cantik dengan rambut pendeknya. Riani Djangkaru sedang mendaki ke Ranu Kumbolo juga untuk acara bersih gunung yang diselenggarakan oleh salah satu produsen perlengkapan mountainering. Kami sempat berfoto dipinggir pos gardu karena pada saat itu gardu di pos 3 roboh.  Tidak mau berlama-lama kami langsung bergegas menuju pos ke 4 Ranu Kumbolo berjarak 6 kilometer dari pos 3. Perjalanan dimulai dengan tanjakan hampir 60 derajat dan panjangnya sekitar 100 meter. Kami harus menunduk dan sedikit merayap untuk melalui tanjakan ini. Pemandangan menuju pos 4 sudah agak berbeda. Pemandangan didominsai padang rumput dan juga pohon pinus. Semangat kami semakin bertambah karena bisikan para pendaki yang berpapasan dengan kita "Semangat mas, sedikit lagi Ranu".  Sudah sangat tidak sabar kami berenam unuk sampai di Ranu Kumbolo. Ditengah perjalanan ini pula, kami menemukan sebungkus biskuit yang ditinggalkan oleh pendaki lain. Alhamdulillah, asupan tenaga walaupun sedikit sudah cukup. Tak terhitung berapa kali kami harus berhenti untuk menghela nafas. 

Istirahat Sejenak Menuju Pos 3
With Riani Djangkaru : Keindahan Lain Yang Kami Temui

      Hujan rintik mengiringi perjalanan ini dan setelah sekitar satu jam berjalan, kami sampai di Pos 4 Ranu Kumbolo. Tampak dari gardu pos 4 keindahan Ranu Kumbolo sangat menakjubkan. Danau berwarna hijau dihiasi oleh perbukitan disekelilingnya dan warna-warni tenda para pendaki yang bermalam disana. Kami sangat puas dengan tebusan kelelahan fisik kami ini. Berfoto ria sejenak di Pos 4 kami langsung turun menuju lembah Ranu Kumbolo. Kami memilih spot tenda bersebelahan dengan turunan menuju Ranu. Sebenarnya kami ingin mendirikan tenda dibawah tanjakkan cinta, namun pada saat itu terlihat disana sangat ramai dengan tenda pendaki lain. Tenda selesai kami dirikan, lalu kami menghidupkan parafin untuk membuat makanan dan minuman. Rasa haus dan lapar terbayar sudah dengan keindahan Ranu Kumbolo. 

Kawan Deni Didepan Gardu Pos 4
    
Mr. Kholil Sore Itu

     Disore itu kami bercengkrama sambil menikmati hangat teh tanpa ada snack yang menemani. Kebetulan didekat kami juga sedang berjalan acaranya mbak Riani. Kamipun ikut dalam larut ceria acara tersebut. Tak lama berselang hujan turun cukup deras. Kami memutuskan berdiam didalam tenda dan merebahkan badan kami masing-masing. Malam hari menyambut kami di Ranu Kumbolo. Cuaca sudah terang dan tampak barisan bintang dilangit Ranu Kumbolo. Sangat indah langit pada malam itu seolah memberikan suasana lain selain kehangatan obrolan kami malam itu. Beberapa pendaki lain menghangatkan suasana Ranu Kumbolo dengan memainkan senter jarak jauhnya ke arah bukit, tambah semarak malam yang indah itu. Pukul 09.00 wib kami memutuskan untuk beranjak tidur didalam tenda.
Suasana Sore

 Hari Ketiga

      Dingin malam itu hampir menyentuh 0 derajat celcius. Kami berenam akhirnya bangun pukul 4 pagi karena tidak bisa tidur dengan nyenyak. Menjelang subuh kami merangkap pakaian karena tak tahan hawa dinginnya. Pukul setengeh lima pagi pemandangan di Ranu Kumbolo sangat menakjubkan. Langit berubah menjadi berwarna ungu dan dari danau muncul asap kabut yang sangat indah.
Langit Pagi
Beautiful Ranu Kumbolo

     Suasana pagi itu begitu indah, ada sebagian pendaki yang berkemas untuk melakukan perjalanan pulang dan perjalanan menuju puncak semeru. Tepat pukul setengah 8 pagi setelah makan pagi, kami juga bergegas mengemasi tenda dan barang bawaan untuk pulang. Tak lupa kami memunguti sampah yang ada disekitar tenda. Empat tas kresek besar penuh dengan sampah kami bawa pulang untuk dibuang di pos Ranu Pane. Perjalanan pulang kami lebih cepat dari pada perjalanan menuju Ranu Kumbolo. Kami menempuh perjalanan sekitar 3,5 jam. Kami sampai di kontrakan kembali pukul 14.30 wib.


Bersiap Kemasi Barang
With Pendaki Makassar : Sebelum Pulang

     Demikian cerita saya dan kelima teman saya ke Ranu Kumbolo. Semoga memberi inspirasi buat anda. Dan insyaallah segera menyusul cerita pendakian Puncak Mahameru kami. Terima kasih sudah membaca. Kesempurnaan hanya milik Allah Ta'ala dan kekurangan pada postingan ini mohon beri saran. :)










No comments :

Post a Comment