Oleh: WS Rendra
Assalamualaikum wr. wb.
Dan juga salam sejahtera untuk semuanya. Hormat saya untuk Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi dan para hakim-hakim dari Mahkamah Konstitusi yang bersidang hari ini.
Dan juga salam sejahtera untuk semuanya. Hormat saya untuk Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi dan para hakim-hakim dari Mahkamah Konstitusi yang bersidang hari ini.
Tembakau itu tanaman asing. Tembakau dipaksakan ditanam di Indonesia
bagi pembentukan modal kekuatan merkantilisme dan industri negeri
Belanda yang waktu itu menjajah Indonesia. Sebagai penjajah, Nederlandse
Indie akan menjadikan Indonesia sebagai perkebunan raya yang
menghasilkan hasil agraria yang nanti akhirnya menjadi modal bagi
pembentukan industri dan kekuatan merkantilisme di Ibu Negeri jajahan.
Orang Indonesia menanam tanaman-tanaman seperti kopi, lalu termasuk
tembakau dan lain sebagainya tanpa dia bisa mengekspornya sebagai
tanaman yang sangat menguntungkan perdagangan luar negeri.
Bayangkan saja para petani tembakau, getah, gula dan lain sebagainya
tidak bisa mengekspornya, harus disetor kepada penjajah dan merekalah
yang akan mengekspornya. Kita menanam tembakau dan kopi, tetapi yang
menentukan harga dan penggunaan produk itu adalah Bremen dan Antwerpen.
Jadi sebetulnya tertekan sekali keadaan para penanam tembakau itu, dari
dahulu sampai sekarang. Tetapi kreativitas dari para leluhur dan para
penduduk Indonesia luar biasa. Tembakau dicampur dengan klembak,
tembakau dicampur dengan cengkeh, menjadi rokok klembak, menjadi rokok
cengkeh dan ini suatu kreativitas yang luar biasa.
Dari segi kebudayaan harganya sangat tinggi kreativitas semacam ini.
Ini menunjukkan daya adaptasi bangsa Indonesia yang ternyata bangsa yang
tidak asli, bahasanya tidak asli, tanaman tidak asli, mulai dari padi
sampai irigasi, mentok, itik, semua tidak asli, sapi tidak asli, tetapi
toh bisa diadaptasi dengan kreatif. Singkong tidak asli, tetapi lihat
saja, singkong bisa jadi lemet, jadi macam-macam. Itu harus ada tempat
untuk diperkembangkan dan dihargai daya adaptasi bangsa. Bangsa yang
tidak asli roh, batin, sukma, raga, nama-nama Soekarno, Soeharto,
Muhammad Yamin, semua tidak asli, Rendra tidak asli, tetapi toh bisa
melahirkan kepribadian yang asli. Ini aspek budaya yang harus dihargai
dan diperkembangkan.
"Rokok kretek itu sekarang dalam masa krismon bisa bertahan dengan baik karena cengkehnya dari dalam negeri, kertasnya dalam negeri, tembakau dalam negeri, saosnya dalam negeri, lalu konsumennya yang terbesar dalam negeri, sehingga akhirnya menjadi suatu kekuatan ekonomi yang baik."
Tentu saja sebagai seniman dan budayawan saya sangat menghargai,
sangat mempertimbangkan sekali proses pembangunan. Maka saya menganggap
bahwa survival dari rokok kretek ini membantu kekuatan pembangunan
Indonesia.
Bayangkanlah sejak dari zaman Hindia Belanda sampai sekarang kita
hidup dalam tatanan pembangunan, tatanan pemerintahan, tatanan hukum,
yang berasal dari Hindia Belanda, tidak mandiri. Bukannya tidak punya
ahli hukum, ahli tata negara atau ahli ekonomi, tetapi nyatanya masih
terbelenggu dengan tatanan penjajahan. Hukum yang kita miliki tidak bisa
membela Pancasila, padahal Pancasila sangat penting. Pelanggaran
terhadap Hak Asasi Manusia, sekarang sudah ada hokum-hukumnya. Tetapi
pelanggaran terhadap kedaulatan rakyat, pelanggaran terhadap keadilan
sosial, kalau dilanggar tidak ada hukumnya.
Nah, dalam ekonomi kita tidak pernah membangun industri hulu, tidak
pernah membangun modal dalam negeri, infrastrukturnya saja tidak ada.
Karena apa? Karena kita terikat pada hukum penjajah Ordonansi Pajak
1925. Industri dibangun dengan tidak membangun industri hulu, dengan
tidak membangun modal dalam negeri, karena modal didatangkan dari Ibu
Negeri, dari Belanda, alat produksi dari Hindia Belanda, bahan baku
didatangkan dari Hindia Belanda, padahal bahan mentahnya diisap dari
Indonesia. Itu berlangsung sampai sekarang. Ordonansi Pajak 1925 cuma
diubah namanya menjadi Undang-Undang Penanaman Modal Asing. Lalu
sekarang, ya hal ini tentu saja akan dipelihara oleh kekuatan-kekuatan
kapitalisme liberal yang pada dasarnya inti penjajahan yang menguasai
kita. Sekarang ada kesempatan bahwa ternyata kita memiliki industri
rokok cengkeh yang tidak gampang terserang krismon karena kemandiriannya
dalam bahan baku, di dalam proses berproduksi, dan di dalam konsumen.
Ini harus kita dukung, secara budaya harus kita dukung, inilah
kesempatan kita mandiri, tentu saja ini tidak mengenakkan. Pengertian
hegemoni global dari dunia kapitalisme liberal barangkali juga
kapitalisme komunis, kapitalisme partai juga lama-lama tidak akan
mengizinkan. Dunia dikuasai oleh dua macam kapitalisme sekarang ini,
kapitalisme liberal dan kapitalisme komunis, kapitalisme partai yang
tidak ramah pada alam, pada lingkungan, tidak ramah pada buruh, tidak
ramah pada desa, tidak ramah pada agraria dan berorientasi pada kekuatan
pasar, dominasi pasar.
Dalam pergulatan, perspektif pergulatan kekuasaan ekonomi global
semacam ini yang satu menganjurkan globalisasi yang lain menganjurkan
revolusi internasional. Globalisasi di mana saja kapan saja sepanjang
sejarah umat manusia selalu bersifat imperialistik dan menekan hak asasi
manusia, menekan keadilan sosial. Jadi sekarang seandainya pemerintah
itu bijaksana dan waspada, seandainya pemerintah memang mempunyai
industrial tree tidak hanya sekadar pembangunan yang tanpa arah.
Mereka bisa manfaatkan sekarang industri yang bisa berdiri di kaki
sendiri ini, ini dibesarkan, dilindungi termasuk caranya beriklan segala
macam dilindungi. Lalu kemudian mereka sebetulnya bisa diberi
kesempatan menjadi captain of industry, menjadi pintu untuk berdirinya
kekuatan nasional, pintu untuk pembentukan modal nasional, modal dalam
negeri, supaya mereka akhirnya bisa membantu juga membantu industri
hulu, supaya ekspansi dari usaha mereka tidak hanya furniture, tidak
hanya real estate seperti mana ditekan-tekan waktu Orde Baru karena
industri-industri kunci dikuasai oleh beberapa cukong saja dan diawasi
oleh kekuatan luar negeri.
Tapi sekarang kalau datang masanya kita akan membereskan diri, kita
harus mencari kekuatan ekonomi apa yang bisa memelopori pembentukan
industri modal dalam negeri dan lalu membentuk industri hulu. Krakatau
Steel misalnya, kenapa tidak dibangun oleh kekuatankekuatan yang mampu
membentuk modal dalam negeri. Krakatau Steel tidak bisa mengolah steel
apa itu? Tidak bisa mengolah pasir besi. Apa itu? Lambang-lambang
penjajahan saja, tipu-tipu dari kaum penjajah saja.
Nah, kalau akhirnya ini ada kekuatan bisa membentuk modal dalam
negeri, bisakah kau sekarang bikin industri hulu? Bisakah Krakatau Steel
diperbaiki, listrik diperbaiki, bendungan-bendungan diperbaiki,
airport, alat dan sarana-sarana komunikasi semua diserahkan kepada
perusahaan-perusahaan semacam ini, itu kan menguntungkan sekali. Oleh
karena itu, dari segi etika dan dari segi hukum yang bebas dari aspirasi
penjajah kita harus menaruh perhatian kepada faktor ini dan akhirnya
kalau alasannya kesehatan dan lain sebagainya tidak fair. Junk food
merajalela tapi karena itu ulah dari kekuatan asing ya dilindungi, tapi
kekuatan-kekuatan dalam negeri di mana saja akan ditekan demi hegemoni
utara, hegemoni kekuatan pembangunan, kapitalisme liberal, ataupun
kapitalisme partai.
Saya kira kita sebagai bangsa harus melawan kekuatan itu dan harus
dengan rajin dan dengan setia, dengan semangat patriotik membela
kesempatan-kesempatan bangsa kita untuk bangkit terutama di bidang
ekonomi pembangunan.
Wassalamualaikum wr. wb.
Artikel ini disampaikan dalam
Sidang Mahkamah Konstitusi Perihal Pengujian UU Nomor 32 Tahun 2002
Terhadap Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
pada Selasa, 28 April 2009
Sidang Mahkamah Konstitusi Perihal Pengujian UU Nomor 32 Tahun 2002
Terhadap Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
pada Selasa, 28 April 2009
komunitaskretek.or.id
No comments :
Post a Comment