Mengenal Gejala Kecurangan (Fraud)
Kecurangan
adalah sebuah kejahatan yang jarang sekali terlihat. Penemuan mayat dari korban
pembunuhan, tidak dapat dipertanyakan lagi bahwa kejahatan telah dilakukan. Mayat
bisa di sentuh dan dilihat. Demikian juga jika suatu bank telah di rampok,
kejahatan telah dilakukan. Semua orang di bank, termasuk nasabah dan karyawan,
menyaksikan perampokan. Dibeberapa kasus, seluruh kejadian terekam dalam video
dan dapat di putar berulang kali oleh saksi mata. Akan tetapi, suatu kecurangan
akan sulit sekali dapat dikatakan bahwa telah dilakukan kejahatan karena
kecurangan tidak dapat disentuh dan dilihat dengan kasat mata. Hanya gejala
kecurangan, bendera merah (red flags),
atau indikator yang dapat terlihat.
GEJALA KECURANGAN
Gaya hidup seseorang mungkin saja berubah, suatu dokumen
mungkin saja hilang, buku besar mungkin saja tidak seimbang, perubahan dari
hubungan analitis mungkin saja tidak masuk akal, atau seseorang mungkin saja
menyediakan uang (tip) untuk dapat melakukan penggelapan. Akan tetapi, Tidak
seperti video di kasus perampokan atau mayat di kasus pembunuhan, faktor ini
hanya gejala daripada meyakinkan pembuktian dari kecurangan.
Untuk mendeteksi kecurangan (fraud), manager, auditor, karyawan, dan pemeriksa harus belajar
untuk mengenal indikator atau gejala ini (bisa juga disebut bendera merah/red flags) dan mengejarnya sampai
terkumpul bukti/fakta yang cukup mengenai kecurangan. Investigator harus
menemukan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan gejala dari akibat kecurangan
yang sesungguhnya atau hal yang disebabkan oleh faktor lainnya. Sayangnya, di
banyak kasus, banyak sekali gejala kecurangan tidak ketahuan dan walaupun
gejala tersebut diketahui tetapi masih sulit untuk dibuktikan. Gejala
dari kecurangan (fraud) dapat dibagi
menjadi enam kelompok:
1.
Keganjilan dari laporan akuntansi.
2.
Pengendalian internal yang lemah.
3.
Keganjilan pada analisis.
4.
Gaya
hidup yang boros.
5.
Perilaku yang tidak biasa.
6.
Tips dan keluhan.
1. Keganjilan Dari Laporan Akuntansi
Umumnya
gejala kecurangan dari keganjilan laporan keuangan melibatkan:
·
Masalah dari dokumen sumber
(Dokumen yang hilang, barang yang sudah
lama di dalam rekonsiliasi bank, terlalu banyak kredit, nama atau alamat yang
umum dari pembayar/nasabah, menduplikat pembayaran, dokumen yang difotocopy)
·
Journal entries yang salah
(Journal entries tidak menggunakan
dokumen pendukung, tidak dapat menjelaskan penyesuaian dari penerimaan,
pembayaran, pendapatan atau biaya, jurnal tidak seimbang/balance, jurnal dibuat
oleh individu yang tidak biasanya membuat jurnal, jurnal dibuat dekat dengan
akhir dari periode akuntansi)
·
Ketidaksamaan dalam buku besar
(buku besar tidak
seimbang/balance, laporan master/kontrol tidak sama dengan total dari
individual customer atau vendor balances)
2. Pengendalian Internal Yang Lemah
Pengendalian internal terdiri atas pengendalian lingkungan, sistem
akuntansi dan pengendalian prosedur. Umumnya gejala kecurangan pada
pengendalian internal mencakup:
·
Ketiadaan dari pemisahan tugas
·
Ketiadaan dari perlindungan fisik
·
Ketiadaan dari pemeriksaan sendiri
·
Ketiadaan dari otorisasi yang tepat
·
Ketiadaan dari dokumen dan arsip yang
tepat
·
Menolak pengendalian yang ada
·
Kurangnya pengetahuan tentang sistem
akuntansi
Banyak
penelitian menemukan bahwa elemen umum di dalam kecurangan adalah menolak
pengendalian internal yang ada.
3. Keganjilan Pada Analisis
Gejala
kecurangan analisis merupakan prosedur atau hubungan dimana kecurangan tersebut
terlalu luar biasa atau terlalu tidak realistis untuk dapat dipercayai.
Kecurangan ini berhubungan dengan transaksi atau event yang sering terjadi;
yang dilakukan sendiri atau melibatkan orang banyak yang tidak seharusnya
berpartisipasi. Kecurangan ini juga melibatkan transaksi dan jumlah dimana
angka yang diberikan terlalu besar atau terlalu kecil(sering atau jarang sekali
terjadi). Pada dasarnya gejala analisis mewakili semua hal yang tidak biasanya
terjadi (tidak terduga).
4. Gaya Hidup Yang Boros
Kebanyakan orang
yang melakukan kecurangan (fraud)
adalah orang yang mempunyai tekanan keuangan. Kadangkala tekanan tersebut
menjadi nyata (menjadi sifat rakus/tamak). Saat pelaku telah memenuhi masalah
keuangan mereka, biasanya mereka akan melakukan pencurian lagi, dan menggunakan
dana tersebut untuk meningkatkan gaya
hidup mereka. Jarang sekali pelaku menyimpan dana penggelapan tersebut di bank,
mereka kebanyakan menghabiskan semua uang tersebut. Oleh karena pelaku nyaman
dengan rencana kecurangan yang mereka lakukan, maka semakin tinggi pula
pencurian dan sikap untuk menghabiskan uang tersebut. Segera setelahnya, mereka
mempunyai gaya
hidup yang jauh di atas rasionalitas kemampuannya.
5. Perilaku Yang Tidak Biasa
Hasil penelitian
psikologi menemukan bahwa saat seseorang (terutama kesalahan fraud yang pertama kali dilakukan) melakukan
kejahatan, orang tersebut akan mengalami perasaan takut dan bersalah. Perasaaan ini menimbulkan sensasi yang tidak menyenangkan
atau bisa disebut dengan stress. Individual tersebut kemudian menampakkan tingkah
laku yang berbeda untuk menanggulangi stressnya.
6. Tips Dan Keluhan
Tips dan keluhan
termasuk kategori gejala kecurangan daripada fakta kecurangan yang sebenarnya,
hal ini disebabkan karena kebanyakan tips dan keluhan seringkali berubah
menjadi sesuatu yang tidak tepat. Sesuatu yang sulit dalam menilai motivasi
seseorang yang melakukan komplain dan memberikan tips. Contohnya nasabah,
mereka komplain karena mereka merasa diambil keuntungannya. Karyawan memberikan
tips karena termotivasi atas kebencian, masalah pribadi, atau cemburu.
Bagaimanapun Tips atau keluhan yang muncul harus diperlakukan dengan hati-hati
dan dipertimbangkan sebagai gejala kecurangan.
No comments :
Post a Comment